Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Maret 2009

Waktu

Waktu berarti umur.Waktu yang berharga adalah waktu yang terisi oleh aktifitas-aktifitas ibadah.Umur yang berharga adalah umur yang berisi kebajikan.

Umur seseorang itu adalah kebaikan
yang dia tanam bukannya lamanya usia
dan kematiannya adalah kehinaannya
bukan harinya yang dekat

Waktu merupakan nikmat.Seperti nikmat-nikmat yang lain, jka ia berada dalam genggaman kita, maka kita kurang bisa merasakan dan menghargainya.Akan tetapi betapa berharganya waktu jika ia pergi dan tak mugkin kembali. Dalam kondisi itu kita memimpikan agar waktu bisa berulang.Akan tetapi sesal kemudian tiada berguna:

Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu,sehingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka dia berkata:
' Ya Tuhanku, kembalikan aku kedunia, agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan, ( Qs. Al-mukmin: 99-100)'.
Ibnu Umar R.A berkata:
' Jika kamu berada di waktu sore maka jangan menunggu pagi, da jika kamu berad di waktu padi maka jangan menunggu sore, manfaatkan sehatmu untuk sakitmu dan hidupmu untuk matimu, ( Hr. Al-Bukhari)'

Waktu adalah anugrah bagi kita , manusia. Yang paling mudah dipahami dari waktu adalah selama kita masih diberikan kesempatan menikmatinya merupakan pertanda kita masih dipercaya menjalani kehidupan. Kalau perjalanana waktu sudah tidak boleh kita lalui, berarti kita sudah pensiun dari kehidupan ini.

Sahabat mari kita bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup ini dengan menjaga sisa umur kita dan mengisinya dengan ketaatan kepada-Nya. Selamat berikhtiar!!!
budiqof: 6 April 2008
Purworejo

Wong Edan

Pernahkah nggak sih kamu memimpikan hidup bebas? Mungkin kamu pernah terlintas dalam pikiran,betapa indahnya hidup tanpa ada aturan.
Saat kamu melintas jalan raya,kamu bermimpi bisa melintas secara bebas,tanpa hambatan,tanpa ada kemacetan,tanpa rambu-rambu lalu lintas,ataupun pengawasan pak polisi. Terkadang rasanya begitu menjengkelkan harus mematuhi aneka ragam peraturan lalu lintas. Harus berhenti saat lamqu merah menyala. Harus mengenakan helm standar atau sabuk pengaman saat menyetir mobil.

Manusia memang mendambakan suatu kebebasan. Tapi benarkah kehidupan yang benar-benar bebas tanpa kontrol yang kita harapkan? .

Memang,manusia suka kebebasan,tapi hampir di seluruh penjuru dunia ini,semua manusia selalu membuat peraturan. Dan karenanya,terciptalah aneka ragam larangan yang membatasi gerak mereka. Lihat saja betapa bersemangatnya orang-orang kompleks membuat polisi tidur di sepanjang jalan di depan rumah. Mereka ingin agar kendaraan yang lewat jalan itu tidak ngebut,karena banyak anak kecil. Itu salah satu contoh bahwa manusia ingin bebas tetapi juga butuh peraturan.

Manusia menciptakan sebuah negara,memberikan mandat agar negara membuat peraturan untuk membatasi mereka,mengeluarkan biaya untuk membayar orang-orang yang menjaga agar peraturan itu benar-benar ditaati. Mengapa mereka melakukan semua itu? Karena itulah jalan yang terbaik bagi kehidupan mereka.

Bayangkan,jika tak ada aturan,maka hukum rimbahlah yang terjadi. Manusia akan terus dicekam rasa takut bahwa sewaktu-waktu ada orang yang merampas apa yang dia miliki dengan dalih kebebasan dll.Lalu,siapa orang yang bebas itu? Orang yang bebas hanyalah milik mereka orang yang disebut " wujuduhu ka 'adamihi ( ada dan tidak adanya sama saja)" yaitu,orang yang begitu bebas memaki-maki siapa saja dengan bahasa apa saja. Ada kalanya ngoceh tak karuan. Kadang-kadang menari-nari seenak perutnya,sambil telanjang bulat. Tak peduli, ada orang lewat dan mentertawakannya. Orang seperti itulah
terbebaskan dri hukum syariat.