Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerpen. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Maret 2009

Kau Tetap Sahabatku

Wahai sahabatku
kapan kita bertemu
sedangkan waktu terus berlalu

Dimalam nan sunyi sendu
mengingatkanku padamu
mungkin kau sudah lupakanku
dan tak mau bertemu

pikiran dan hayalku
hingga terpaku lesu
kuinginkau jadi sahabat sejatiku

setetes harpan datang
berkhayal kita berjumpa
walau hanya dalam sendu
walau hanya dalam mimpi
maafkan aku
jika selalu menyakitimu

Siti : 5 maret 2008, 20:11 wib

Rabu malam
Dering handphoneku mengusik keasyikanku membaca buku kumpulan cerpen TOPENG MALAIKAT karya Budi Sardjono. Kuraih handphoneku yang tergeletak di meja disamping tempatku bersandar.Beberapa bait-bait puisi dari sahabatku datang mengisi kotak inbox dan membuatku bertanya-tanya.
Kubaca lagi dan lagi berulang kali. Kumerasakan ada yang berbeda dari pesan singkatnya. " adakah ini suara hatinya?" . Batinku bertanya-tanya membuat aku gelisah. Kubiarkan pesan singkatnya tanpa ada balasan dariku.
Benarkah dia ingin bertemu denganku? Lalu apa maksudnya dia memintaku menjadi sahabat sejati? sahabat sejatri seperti apa yang dia inginkan? . Mungkinkah dia...... Ah tak mungkin. Aku hanyalah sahabat yang hanya bertemu sekali. Memang ku akui persahabatanku dengannya cukup unik. Sebab aku kenal dia hanya lewat handphone. Namun perkenalan yang hanya iseng nyatanya bertahan sampai sekarang.Dan kira-kira 1 tahun lalu aku untuk pertama kali bertemu dengannya. Pertemuan yang singkat di kebumen tempat dia tinggal memang menjadi kenangan unik bagiku.
Akhir Januari lalu aku mengungkapkan keinginanku untuk pergi jakarta.Dan dia mengharapkanku untuk mampir ke tempat dia tinggal di Cimahi, Bandung. Namun rencanaku itu tak jadi aku laksanakan sebab ada kendala. Dan beberapa minggu ini pesan-pesan singkatnya tak pernah aku balas sebab handphoneku tak bernyawa. Dan pesan singkat itu adalah yang terakhir aku terima. Entah apa maksudnya.Namun jka memang dia itu memiliki rasa sperti apa yang aku terka.Aku hanya bisa mengatakan " kau hanya sahabat" jika dia mengungkapkannya.

Sebuah Keputusan

Aku baca sekali lagi SMS yang baru saja aku terima darimu:”Hai,gimana nih Mas kabarnya?Baik kan?aku mau Tanya,Mas Budi tau nomor ini ngga’?+62813949xxx ngomong-ngomong lagi apa?”

“Tumben Anti,kau SMS” ucapku lirih.Tak kusangka pagi yang indah dan langit yang cerah ini kamu kejutkan aku dengan SMSmu.Bukankah kamu jarang SMS aku kan?apalagi telepon.Tapi pagi ini aku bahagia karena kamu kirim SMS aku.Itu berrti kamu masih mengangapku sebagi teman,kamu masih mengingatku.Tapi kenapa juga kamu tanyakan tentang nomor yang tak aku kenal.

Aku segera balas SMSmu Anti agar kamu tak lama menanti.”aku baik-baik saja.aku baru aja selesai cuci baju dan mandi.Anti dah mandi lom?Aku tak tahu nomor itu.Anti dikerjain ya?” Maafkan aku Anti aku tak tahu tentang nomor yang kamu maksud.Paling- paling kamu dikerjain teman kamu Anti.Namun aku berharap kamu balas SMS aku Anti.Aku ingin berbincang-bincang dengan kamu Anti Aku benar-benar kangen kamu.

Sudah hamper 10 menit kamu tak balas SMSku.Sedang apa kamu di rumah Anti?.Kamu sudah buatku lama menunggu dikamarku.Padahal aku sangat berharap kamu balas SMSku.Karena kehadiran kamu adalah kebahagiaanku meskipun hanya lewat SMS.Namun menunggu balasanmu itu membuat aku teringat tentang masa lalu Anti.Masa lalu saat aku dan kamu sering bertemu.Kita berdua slalu di sore yang indah.Apakah kamu juga sering mengingat keindahan waktu itu Anti.Seperti diriku yang slalu mengenang masa-masa itu.Sesungguhnya aku ingin kamu tahu Anti bahwa saat-saat bersamamu adalah saat-saat yang indah bagiku.Aku merasakan kehangatan persahabatan.Aku merasa nyaman dan damai jika aku bisa menatapmu,bercanda dan saat aku di sisimu.Dan aku mengikrarkan diriku bahwa aku jatuh cinta padamu .Aku mencintaimu Anti.

Namun ternyata aku memilih untuk menyimpan perasaan cintaku.Setelah teman dekatku teman kamu juga ternyata mencintaimu.Dan suatu saat dia memintaku untuk mempertemukan kamu dengan dia.Tentu kamu ingat peristiwa pagi itu Anti.Dia mengungkapkan perasaannya kepadamu.Sebelum dia mengungkapkan perasaannya kepadamu terlebih dahulu dia bertanya kepadaku tentang hubunganku denganmu.Aku tahu maksudnya menanyakan hal itu.Ya..karena aku yakin dia juga mersakan bahwa aku juga menyukaimu.
Dia bertanya:
“kamu nggak ada hubungan special dengan Anti kan?” tanyanya.
“nggak ada” jawabku dengan berat hati.
Sejak peristiwa itu perasaanku terombang ambing .Dan aku memilih untuk sementara waktu untuk menjalani cintaku apa adanya.aku lebih banyak diam kubiarkan cintaku mengalir apa adanya.Aku pun menjadi bimbang apakah aku mungkin bisa mengungkapkan perasaanku juga.aku pun tak tahu hubunganmu dengannya selanjutnya.Namun kudengar kamu menolaknya.Tapi entahlah sejak peristiwa itu aku memilih untuk memendam perasaanku padamu dan akupun tak tahu kapan aku mengungkapkan.Yang pasti hingga detik ini perasaanku padamu masih ada.Masih tetap hangat dihati.
Apalagi setelah aku menceritakan kisah ini kepada teman sekolahku dia mendukungku.Dia mendukung atas keputusanku.Sebuah keputusan yang menurut temanku itu lebih baik.Dia juga menasehatiku:
”Sudahlah teman jangan bersedih cinta itu perlu kedewasaan.cinta sejati ditempuh dengan jalan yang sejati pula yaitu jalan suci.Lebih baik kamu jalin persahabatan yang baik dengannya.Mudah-mudahan suatu saat nanti kamu bisa mengungkapkan perasaanmu walaupun akhirnya kamu tak bisa memiliknya”.

Aku menjadi tentram mendengar nasehat temanku itu.Makanya aku selalu bahagia jika aku bisa menjalin komunikasi denganmu.Karena itulah salah satu cara menjaga persahabatan.Seandainya engkau tahu Anti.

Sudah 30 menit berlalu kamu tak juga balas SMSku.Mungkin kamu benar-benar sibuk Anti.Tapi sebentar lagi bulan puasa .Mudah-mudahan aku bisa lebih sering berjumpa dengamu.Mudah-mudahan Alloh masih mempertemukan kita di bulan puasa tahun ini.Seperti waktu dulu.Saat keakraban tercipta kita berdua.
budiqof: september 2007

Pendakian Di Bulan Syawal

Daerah ini tak begitu asing bagiku. Kedatanganku sekarang adalah untuk yang ke lima kalinya. Meski sudah 2 tahun berlalu sejak kedatanganku yang terakhir,namun daerah ini tak mengalami perubahan yang cukup drastis. Kanan kiri sepanjang jalan masih membentamg luas ladang sayur-mayur mulai dari kol,wortel,terong,dan lain-lain. Begitu pula penduduknya pakaian adat jawa masih kental bagi mereka.
Suara adzan maghrib mulai berkumandang dan bersahut sahutan dengan daerah lainnya. Aku segera menuju Mushola terdekat. Kulihat ada 4 pemuda yang sudah menunaikan sholat Maghrib. Akupun segera berwudhu dan ikut sholat berjamaah dengan mereka. Setelah selesai sholat aku menyapa mereka,karena aku tahu mereka sama seperti aku datang sebagai tamu desa.
"Mau ke Kedakan Mas?" tanyaku.
"Iya" jawab salah satu dari mereka.
"Masnya mau kesana juga?" sambung pemuda itu."Iya"" Bareng ya Mas! " pinta pemuda itu.
Akupun menyetujui ajakan mereka. Aku begitu beruntung bisa bertemu mereka. Seandainya saja aku tak bertemu mereka,pastilahpastilah aku akan berjalan sendirian menuju kedakan. Aku akan melewati hutan pinus sendirian tanpa penerangan senter atau lampu jalan. Apalagi jalan yang aku lalui terus menanjak dan berkelok-kelok. Aku merasakan keempat pemuda itu heran melihatku. Karena aku sendiri tanpa kawan,juga karena aku tak membawa bekal apapun hanya sebotol minuman yang aku pegang.Tapi aku mencoba menjelaskan kepada mereka bahwa aku juga bersama teman-teman hanya saja aku tak berangkat bersama-sama.
setapak demi setapak aku telusuri besama mereka. Akupun memanfaatkan waktu perjalanan dengan bertukar pengalaman. Tak terasa hampir satu jam sudah perjalanan menuju kampung kedakan. Kampung itu sudah tampak didepan mata. lima menit kemudian sampailah aku dan mereka di dusun Kedakan,kamipun istirahat didepan basecamp tempat para pendatang biasa berkumpul. Namun aku tak tenang,sebab aku tak menjumpai teman-temanku. sementara waktu sudah jam 8 malam. mungkin jika aku tak bertemu teman-temanku disini,aku akan numpang tidur dirumah penduduk kemudian pagi harinya aku akan pulang.sementara teman-teman yang baru kukenal memutuskan segera melanjutkan perjalanannya untuk memulai bertualang. Merekapun menawari aku untuk bergabung dengan mereka,tapi aku memilih untuk menanti teman-temanku.
Akhirnya merekapun bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Sementara aku berdiri di tengah jalan menanti teman-temanku. Dan kulihat ada rombongan tampak dari kejauhan menuju arahku. Kulihat ada sekitar 10an orang. Wajah mereka tak tampak jelas hanya seperti bayangan hitam. Tapi semakin dekat dan saat melewati sorotan lampu jalan aku mengenali wajah wajah mereka. Dan ternyata rombongan itu ada5ah teman2ku. Aku melihat senyum senyum keheranan dari teman-temanku ketika mereka melihatku. Aku menyambut mereka dengan berjabat tangan dengan mereka satu persatu. Kini petualanganku mendaki gunung merbabu akan segera dimulai.